Langsung ke konten utama

Postingan

Meeting my old friends

Jadi gue tadi sore habis dari kondangan temen SD gue. FYI, gue baru tinggal di Depok sejak 2005, sehingga temen-temen pertama gue adalah anak-anak benciritan yang baru mau masuk SMP. Lucunya, dulu gue gendut, dan galak. Sampai-sampai baru setahun di SD, kelas 6 nya gue dijadiin ketua kelas. Dan gue akui, dulu gue gak tau apasih-elaah ketua kelas doang. Tapi sekarang gue paham dan seneeeng banget karena baru dikenal setahun, langsung dipercaya jadi seorang pemimpin. And I would like to thank you for this, sincerely. Yang mau gue ceritain adalah, kenapa gue bisa berubah total saat ketemu temen-temen lama. Nih ya, kalau baru kenalan, hal yang paling banyak orang bilang tentang gue adalah gue terlihat judes dan pendiam. Gimana engga judes? Muka gue kotak, garis pipinya macem otot, dagu gue cameuh-dagu lebih maju dari gigi atas)- dan bibir gue melengkung ke bawah. Pendiam? Sama orang baru doang kok. Serius. Tapi aneh loh, kelas 5 SD dulu, eh enggak deh. Dari kecil, TK bahkan, gue
Postingan terbaru

Life won't tell you when things will change again

I guess i did it all wrong, but sure enough i do learn a thing. Ternyata, bersikap sebagai seseorang yang enggak bisa lagi dibilang remaja, tapi kalau dibilang dewasa rasanya tua bener, susah ya. Apalagi kalau nanya-nanya sendiri. Dua puluh empat tahun hidup, udah ngapain aja Yu? Walaupun banyak yang udah dilakuin, rasanya masihh aja kurang. Konon, adek gue bilang Elu mah senengnya ngelakuin sesuka lu. Sebenernya, maksud dia adalah gue gak pernah dengerin orang. Jarang banget nurut apa yang dinasehatin. Ya gitu-gitu lagi. Maaf ya bandel ._. Tapi, dari situ gue belajar banyak hal. Temen gue di kantor yang entah dari diliat dari mana pun kita selalu terhubung, [sebenernya sih intinya sama-sama orang Depok, terus jaringan sosialnya itu-itu aja wk] bilang Elu orangnya seneng mencoba hal-hal baru ya ternyata. Gak begitu paham sih sebenernya. Mungkin yang dia lihat adalah dengan gelar sarjana gue, seorang petani, ambil freelance untuk ngaudit sertifikasi pertanian

Going mad with @thegreenthumb.id

Gila. Bawa-bawa gelar S.P ke mana-mana, agak sulit ternyata. Well, sebenernya enggak gitu-gitu amat sih kalau mau beralih ke finansial. He. Dengan segala keberanian, kebimbangan dan kenekatan yang tersisa, gue meluncurkan  @thegreenthumb.id . Intinya, The Green Thumb adalah sebuah supplier growing kit yang unik. Kalau elu mau nanem tapi nggak mau repot cari alat, bahan sampai benihnya, hubungin aja kontak yang tersedia. Oke? Oke dong ah.  Apanih Yu yang beda? Gue sering liat tau di online shop lain yg kayak begituan mah Bedanya, coba cek bio instagramnya deh. Di situ ditulisin kalau bahannya terbuat dari limbah pengrajin kayu. Maksudnya, potnya yang unik sengaja gue bikin dari sisa-sisa  atau sampah yang dihasilkan abang-abang tukang kayu deket rumah gue saat dia bikin-bikin furniture mebel kayak kusen atau pintu. Bukan serbuk gergajinya loh, tapi sisa kayu. Daripada dibuang, sayang euy. Terus, mesennya gimana Yu? Di bio, ada nomor telepon sama akun LINE yg bisa dihubungin k

When You Think You Had Your Life All Figured Out

Hey! Nulis lagi nih, hehe Some says, thinking in the shower may bring you magical ideas, or the things you should have said when you fight with other ones, or, just figuring out what you did in life. Jadi, setelah wisuda, gue kira hidup gue selesai sampai di situ. Perjuangan akademik tuntas, gue pun ngga akan belajar formal lagi. Dan saat nulis ini, gue berpikir bahwa sang "hidup" pasti lagi ngetawain gue, sambil bilang You idiot. I am just about to begin to tell you how your life should be. Miserable. Yeah. Miserable. But then, tiga hari sebelum gue menginjak umur 23, gue diperbolehkan mencicipi dunia kerja, di salah satu lingkungan pemerintahan. Links works faster these days. It was out of my expectation. Out of my reach, actually. Tapi untuk orok yg baru kelar kuliah, orang bakal bilang "yeelah, gitu aja ngeluh lu" But people, it's not the fatigue that get me out of there 4 months later, but the v alues .  Sure, gue belajar banyak dari sana

People Change

Tiga Maret yang lalu, gue balik Solo lagi. Tiga hari aja kok, teman seangkatan gue wisuda. Orang-orang udah bantu gue sehari-hari untuk betah di sini. I owe you much thanks for that. It went well, overall. Jalan yang gue tempuh masih sama. Bis yg nganterin gue masih sama. Kampus yang gue datengin masih sama. Kamar kosan gue masih sama. Wajah temanteman gue masih sama, of course. But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this. Jadi inget liriknya Blue yg One Love "It's kinda funny how life can change, can flip one eighty in a matter of days" Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang". The thing is, everything has changed. Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa. Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian. Kota ini jadi lebih cantik, perubahan