Tiga Maret yang lalu, gue balik Solo lagi. Tiga hari aja kok, teman seangkatan gue wisuda. Orang-orang udah bantu gue sehari-hari untuk betah di sini.
Jalan yang gue tempuh masih sama.
Bis yg nganterin gue masih sama.
Kampus yang gue datengin masih sama.
Kamar kosan gue masih sama.
Wajah temanteman gue masih sama, of course.
But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this.
Jadi inget liriknya Blue yg One Love
Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang".
The thing is, everything has changed.
Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa.
Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian.
Kota ini jadi lebih cantik, perubahan yg nyata terlihat di Pasar Gede.
Physically, not much has been different.
Tapi, setelah berpikir keras sampe anget karena belum mandi sampe sore, gue menemukan jawabannya.
And as the fellow say quote, people change.
Guelah yg merasa bahwa kamar ini jadi lebih dingin, terlepas dari musim hujan.
Karena tempat ini bukan lagi my zen garden. Bukan lagi tempat gue melakukan syarat-syarat hidup. Cuma untuk berteduh.
Guelah yg merasa bahwa fakultas gue jadi cakep, karena kehadiran gedung baru. Jadi mahasiswanya ngga harus ngantri untuk ngelab.
Karena kampus bukan lagi tempat gue menghabiskan waktu seharian, atau sekedar lewat-lewat melipir motong jalan dari gerbang belakang ke gerbang depan.
Guelah yg merasa kota ini jadi lebih rapih. Walaupun orang-orangnya (baik lokal maupun rantau) masih berperilaku salah terhadap sampah dan aturan.
Karena kota ini bukan lagi tempat berbagi cerita dengan sahabat, atau kesusahan nyari makan sendirian atau sama mereka di hari minggu.
It is the feeling. And the memories, who took charges.
They play in your head.
Then you realise that you have grown up.
And that it is better not to live in now, not in your past.
I owe you much thanks for that.It went well, overall.
Jalan yang gue tempuh masih sama.
Bis yg nganterin gue masih sama.
Kampus yang gue datengin masih sama.
Kamar kosan gue masih sama.
Wajah temanteman gue masih sama, of course.
But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this.
Jadi inget liriknya Blue yg One Love
"It's kinda funny how life can change, can flip one eighty in a matter of days"
Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang".
The thing is, everything has changed.
Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa.
Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian.
Kota ini jadi lebih cantik, perubahan yg nyata terlihat di Pasar Gede.
Physically, not much has been different.
Tapi, setelah berpikir keras sampe anget karena belum mandi sampe sore, gue menemukan jawabannya.
It is not the city, it's the people who have changed.
Termasuk saya.
And as the fellow say quote, people change.
Guelah yg merasa bahwa kamar ini jadi lebih dingin, terlepas dari musim hujan.
Karena tempat ini bukan lagi my zen garden. Bukan lagi tempat gue melakukan syarat-syarat hidup. Cuma untuk berteduh.
Guelah yg merasa bahwa fakultas gue jadi cakep, karena kehadiran gedung baru. Jadi mahasiswanya ngga harus ngantri untuk ngelab.
Karena kampus bukan lagi tempat gue menghabiskan waktu seharian, atau sekedar lewat-lewat melipir motong jalan dari gerbang belakang ke gerbang depan.
Guelah yg merasa kota ini jadi lebih rapih. Walaupun orang-orangnya (baik lokal maupun rantau) masih berperilaku salah terhadap sampah dan aturan.
Karena kota ini bukan lagi tempat berbagi cerita dengan sahabat, atau kesusahan nyari makan sendirian atau sama mereka di hari minggu.
It is the feeling. And the memories, who took charges.
They play in your head.
Then you realise that you have grown up.
And that it is better not to live in now, not in your past.
Komentar
Posting Komentar