Hey, how’s life?
Semoga selalu menyenangkan!
Seseorang pernah berkata, “Kalau kamu tersesat di Agroteknologi, yakinlah bahwa kamu tersesat di jalan yang benar”.
Kalimat itu mencerminkan kami banget. Ya, awalnya kami
memang merasa tersesat di Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Sekali lagi,
tersesat. Agroteknologi memang bukan tujuan
awal kami untuk melanjutkan pendidikan, dan ya.....akhirnya kami sampai ke tahap
ini, semester 5, yang akan menjadi enam bulan yang mungkin tidak akan kami
lupakan.
Yeah
maybe it's not a good picture of us, but we’re still happy we're brought here,
Noi
Bai Airport, Viet Nam
Ceritanya cukup
panjang gimana kami bisa sampai ke sini. Singkatnya, kami mengikuti salah satu
program pendidikan berupa student exchange
di Fakultas Pertanian yang bekerja sama dengan universitas di negara lain. Jadi
gak hanya ke Hanoi University of Agriculture (Vietnam), fakultas kami juga bekerja sama
dengan Kasetsart University (Thailand) dan Universiti Putra Malaysia (Malaysia).
The
day we arrived was too tough. Koper salah satu temen kami hilang. Hartanya
disana semua. Sedih. Banget.
Satu
setengah jam kami menunggu klaim bagasi, gak ketemu juga. Dan hari ini tepat 21
hari kehilangannya. Reni mengikhaskannya. :')
Dari bandara
kita dijemput oleh salah satu pegawai KBRI Vietnam, kami beruntung
banget. Karena paginya kita gak sarapan sama sekali. Makan siang yang
“cukup” di Changi Airport, lalu berangkat lagi menuju Noi Bai Airport. Setelah
pasrah nunggu luggage Reni yg gak ketemu, pihak KBRI ngebantu banget. Karena
selain kendala bahasa, kita jadi bingung mau kemana dulu. Akhirnya ikut ke
KBRI, dan diberi makan. Yep! MAKAN :'9
Setelah mengisi perut, kamipun bahagia
:")
Setelah diberi makan dan berbincang, kami
diantar menuju International Dormitory of HUA, dimana semua mahasiswa asing yang
menempuh pendidikan di kampus HUA berteduh di sebuah gedung dengan lima lantai.
Bapak supir dari KBRI baik banget, tapi gak bisa bahasa Inggris, kita gak bisa
berbincang deh. Beliau yang berbicara dengan Mr Minh, bapak pengurus
international dormitory, sehingga dormnya belum ditutup hingga kami sampai :”)
Setelah diantar menuju kamar oleh dua mahasiswa
Kamboja, kami terlalu bahagia hingga hanya dapat melihat kipas dan kasur.
Hari pertama, kami memutuskan untuk
melihat-lihat kampus dan sekitarnya. Lumayan, kalau menemukan tempat makan yang
enak.
Ternyata, rencana
hari pertama tidak semulus yang kami bayangkan. Perjalanan dari asrama menuju gerbang
kampus tidak dekat.
That’s why they invented bus. 11 and 59.
Tapi pada hari itu
kami gak tahu, jadinya jalan deh -_- Karena toko pertama yg kita temukan adalah
yang menjual kebutuhan sehari-hari, kami memutuskan untuk berbelanja.
Sedihnya, pemilik toko gak bisa bahasa Inggris, jadi kami hanya memberi uang dan menunjuk.
Setelah
berbelanja, kami membeli SIM card agar bisa keep in touch dengan keluarga,
sanak saudara teman-teman serta kekasih HEHEHE :-P
Lapar. Kamipun meneruskan berjalan ke luar
gerbang kampus. Gak begitu banyak penjual makanan yang membuka tokonya, maklum
masih liburan musim panas. Oh ya, negara ini menggunakan lajur kanan untuk
pengguna jalan, jadi yaaaa jangan sebel kalau diklakson dan kamu jalannya di
jalur yang salah.
Penduduk negara
ini masih banyak yang belum menggunakan bahasa Inggris, apalagi bahasa
Indonesia, yang kabarnya dijadikan bahasa alternatif negara ini, kabarnya....
Akhirnya kami hanya
bisa bilang gà (ghaa) selama mencari makan. Gà berarti ayam, tapi harus dengan
ejaan nada yang benar. Salah nada salah arti, nahloh.
Untungnya, ada
salah satu toko yang menjual ayam goreng.
Detik itu, kami bahagia.




Komentar
Posting Komentar