Langsung ke konten utama

My Property & Me

Lansekap pada dasarnya adalah membentuk properti untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, mencari ketenangan, tempat bermain atau tempat untuk menumbuhkan tanaman.
"Semua harus mempunyai inviting setting"
Apa yang Anda mau dan bagaimana Anda membentuknya bergantung pada 
wilayah/topografi, budget, cuaca dan iklim. 
Tetapi, sebelum melihat lingkungan dan budget, yang perlu diperhatikan adalah drainase dan grading.

1. First Look at The Property
Pertama, tentukan batas-batas, seperti letak wajah halaman dan tingkatan topografi/elevasinya apakah datar atau sebagainya.
Kedua, perhatikan view. Lihat tingkat perubahan alam yang dapat menguntungkan.
Ketiga, amati sedekat apa tetangga, alih-alih membutuhkan pagar, layar atau suatu pelindung untuk tetap menjaga privacy.
Keempat, berkelilinglah di wilayah properti. Buatlah mental notes tentang keadaan alam dimana Anda berpijak seperti apakah wilayah itu berangin atau tenang, dimana saja letak tempat yang harus tertutup ataupun diexpose.
Setelah itu, beralihlah untuk melihat dari kaca jenddela ruang tamu atau uangan-ruangan lain dimana saja Anda menempati  bagian yang baik dari waktu. Pelajari setiap sudutnya dan perspektif mana yang menyenangkan.
Kelima, lakukanlah studi banding. Amati apa saja yang telah dilakukan tetangga Anda terhadap kebunnya, pohon apa saja yang ditanami, apakah tanaman tersebut berkembang atau hanya menjadi tanaman liar dan sebagainya. Taman yang berdekatan, meskipun di areal yang sama, tidak akan identik sama. Tetapi akan cukup persis untuk memberi ide tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan. Anda akan melihat banyak dan menentukan apa yang baik dan tidak.
Terakhir, berupa starting point,  Amati bentuk dari properti Anda, apakah panjang dan sempit, persegi, berbentuk kue pai  atau berada di sebuah pojokan?

2. Drainage & Grading
Banyak rumah baru yang tanahnya tandus, atau profil tanahnya-terutama bagian topsoilnya sudah hilang hingga yang nampak hanya subsoil.
Pertama, jika Anda menginginkan sebuah kolam kecil atau sebuah teras, Anda akan membutuhkan tingkatan lahan (topografi dengan elevasi yang berbeda). Misalnya, halaman rumput yang membutuhkan sebuah permukaan datar dengan beberapa gundukan.
Kedua, tentukan letak teras yang Anda inginkan, dan dimana letak lahan datar sebagai halaman rumput.
Ketiga, tanah atau lahan di sekeliling rumah sebaiknya dibuat miring menjauhi rumah untuk membawa air (drainase) menuju ke jalanan terdekat atau aliran sungai terdekat. Pastikan kemiringannya berupa satu arah, tanpa tanjakan ataupun lubang (karena lubang akan membentuk rawa saat air menggenang atau membanjirinya dan itu terlihat jelek, tidak ada yang dapat ditumbuhkan).
Keempat, untuk menentukan poin ketiga, tunggulah hingga turun hujan yang bagus untuk mengetahui bagaimana membuat tingkatan lahan (grading) atau seberapa banyak grading yang diperlukan, karena dengan hujan yang baik Anda akan dapat menentukan secara tepat kemana air mengalir.
Kelima, topsoil yang hilang harus dikembalikan.

Sumber: Garden Planning for The Small Property oleh Jack Kramer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Things I've Ever Missed :')

Selamat malam :-) Di postingan kali ini, gw mau mengingat-ingat masa kecil gw. Kalo inget, rasanya tuh gak pernah mau gede :') yah.....19 tahun hidup, coba gitu tau-tau gw balik ke 11 tahun yg lalu, dimana gw masih bisa berkeliaran lari-larian dan ngelakuin apa aja yg gw suka :') Oke, mungkin kalo dibuat list, bakal banyak banget yg gw sebut hehehe 1. Barbie  Setiap anak perempuan, pasti pernah punya boneka yg diproduksi di Indonesia, yap! Barbie! Boneka yg terbilang sangat mahal untuk ukurannya ini gw milikin waktu umur 7 tahun. Waktu itu dalam perjalanan ke Maroko, tapi transit di Abu Dhabi dulu. Dan seinget gw, disitu gw beserta kakak&adek gw dibeliin barbie.....hahahaha lucu banget gimana dulu gw maininnya gw juga bingung wk Barbie pertama gw adalah Rapunzel tahun 1997, pertama kali mainin dia, itu di Hotel Hilton Maroc dan gw sisirin terus rambutnya, dan entah kenapa gw juga keramasin dia -,- Gaunnya indah banget sampe gw cuci terus biar gak dekil  ha...

People Change

Tiga Maret yang lalu, gue balik Solo lagi. Tiga hari aja kok, teman seangkatan gue wisuda. Orang-orang udah bantu gue sehari-hari untuk betah di sini. I owe you much thanks for that. It went well, overall. Jalan yang gue tempuh masih sama. Bis yg nganterin gue masih sama. Kampus yang gue datengin masih sama. Kamar kosan gue masih sama. Wajah temanteman gue masih sama, of course. But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this. Jadi inget liriknya Blue yg One Love "It's kinda funny how life can change, can flip one eighty in a matter of days" Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang". The thing is, everything has changed. Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa. Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian. Kota ini jadi lebih cantik, perubahan...

Going mad with @thegreenthumb.id

Gila. Bawa-bawa gelar S.P ke mana-mana, agak sulit ternyata. Well, sebenernya enggak gitu-gitu amat sih kalau mau beralih ke finansial. He. Dengan segala keberanian, kebimbangan dan kenekatan yang tersisa, gue meluncurkan  @thegreenthumb.id . Intinya, The Green Thumb adalah sebuah supplier growing kit yang unik. Kalau elu mau nanem tapi nggak mau repot cari alat, bahan sampai benihnya, hubungin aja kontak yang tersedia. Oke? Oke dong ah.  Apanih Yu yang beda? Gue sering liat tau di online shop lain yg kayak begituan mah Bedanya, coba cek bio instagramnya deh. Di situ ditulisin kalau bahannya terbuat dari limbah pengrajin kayu. Maksudnya, potnya yang unik sengaja gue bikin dari sisa-sisa  atau sampah yang dihasilkan abang-abang tukang kayu deket rumah gue saat dia bikin-bikin furniture mebel kayak kusen atau pintu. Bukan serbuk gergajinya loh, tapi sisa kayu. Daripada dibuang, sayang euy. Terus, mesennya gimana Yu? Di bio, ada nomor telepon sama akun LINE yg bis...

Meeting my old friends

Jadi gue tadi sore habis dari kondangan temen SD gue. FYI, gue baru tinggal di Depok sejak 2005, sehingga temen-temen pertama gue adalah anak-anak benciritan yang baru mau masuk SMP. Lucunya, dulu gue gendut, dan galak. Sampai-sampai baru setahun di SD, kelas 6 nya gue dijadiin ketua kelas. Dan gue akui, dulu gue gak tau apasih-elaah ketua kelas doang. Tapi sekarang gue paham dan seneeeng banget karena baru dikenal setahun, langsung dipercaya jadi seorang pemimpin. And I would like to thank you for this, sincerely. Yang mau gue ceritain adalah, kenapa gue bisa berubah total saat ketemu temen-temen lama. Nih ya, kalau baru kenalan, hal yang paling banyak orang bilang tentang gue adalah gue terlihat judes dan pendiam. Gimana engga judes? Muka gue kotak, garis pipinya macem otot, dagu gue cameuh-dagu lebih maju dari gigi atas)- dan bibir gue melengkung ke bawah. Pendiam? Sama orang baru doang kok. Serius. Tapi aneh loh, kelas 5 SD dulu, eh enggak deh. Dari kecil, TK bahkan, ...

Tiếng Chào, Việt Nam!

Hey, how’s life? Semoga selalu menyenangkan! Seseorang pernah berkata, “Kalau kamu tersesat di Agroteknologi, yakinlah bahwa kamu tersesat di jalan yang benar”. Kalimat itu mencerminkan kami banget. Ya, awalnya kami memang merasa tersesat di Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Sekali lagi, tersesat. Agroteknologi memang bukan  tujuan awal kami untuk melanjutkan pendidikan, dan ya.....akhirnya kami sampai ke tahap ini, semester 5, yang akan menjadi enam bulan yang mungkin tidak akan kami lupakan.    Yeah maybe it's not a good picture of us, but we’re still happy we're brought here, Noi Bai Airport, Viet Nam Ceritanya cukup panjang gimana kami bisa sampai ke sini. Singkatnya, kami mengikuti salah satu program pendidikan berupa student exchange di Fakultas Pertanian yang bekerja sama dengan universitas di negara lain. Jadi gak hanya ke Hanoi University of Agriculture ( Vietnam ) , fakultas kami juga bekerja sama dengan Kasetsart University ( T...