Langsung ke konten utama

BigC & The Other Days

Hari kedua di Viet Nam, kami menyerah dengan kehidupan serba menunjuk dan ah-ih-uh-no-yes. Ya, kami cepat menyerah :"
We found a way! Kami mengetuk pintu kamar 205, dan keluarlah dia....

SamAth Oeur, A Cambodian student

Kalimat yang keluar begitu ketemu dia adalah, "Hey, can we find a supermarket around here?"
All he said was, "Okay, 5 minutes"

Dari sini aja ada satu hal yang bisa dipelajari dari sini, ada satu hal yang membedakan orang Indonesia dengan orang luar negeri adalah kesiapannya terhadap sesuatu. Ya, no hard feelings but Indonesian nowadays needs more time to get ready. Janjian zaman sekarang harus direncanakan, tapi begitu harinya, selalu butuh konfirmasi. Contohnya melalui sms, "Bro, jadi gak hari ini? Jam sekian kan?"
That is why people needs to get off from their smart gadgets and back to the old school life trends, kayak janjian lewat telepon, tepat waktu dan lebih banyak berbincang dengan sesama, ketimbang "berbicara" lewat jejaring-jejaring sosial masa kini.

Back to the-long-supermarket-trip-with-SamAth, even for the first accompany, dia terlalu baik. Masa kami yang "ngajak" dia pergi, dia yg bayar bus :" untung gak dibayarin makan juga, nanti kita yang enak hahaha
Sebelumnya, kita ketemu beberapa mahasiswa Laos, kenalan deh. Tapi lupa namanya ._.

The three Laos Students and Hanoi Bus


Perjalanan menuju supermarketnya memakan waktu sekitar 25 menit, berarti lumayan jauh dari kampus.
Oh ya, untuk yang berjilbab, jangan merasa risih waktu diliatin sepanjang jalan, itu karena mereka belum terbiasa melihat orang yang menutup tubuhnya sedemikian rupa, apalagi saat musim panas, yang notabene paling enak pakai celana pendek dan kutang. FYI, di Hanoi ini, hanya ada satu masjid, dan itu jauh banget dari kampus. Bersyukurlah kami, yang dapat beasiswa ke sini semuanya wanita, gak perlu gelisah kalau gak sempat sholat Jum'at. Dan ini yang memungkinkan sedikit muslim yang bisa ditemukan di Hanoi. Jadi mungkin dengan kombinasi pernyataan di atas, wajarlah mereka kalau lihat kami agak mendetail dari atas sampai bawah. 

This is how Savicom Megamall looks like, and we're ready to go to the BigC!!

 Tapi apa daya, kami tak punya tenaga. Hello, KFC!

Selesai makan, baru deh belanja bulanan. BigC gak jauh beda dengan supermarket lain. And finally we felt free to buy things.
But everything has it own charge, even if it is the freedom. Sebebas-bebasnya belanja, kami perlu tahu apa aja yang "bisa" kami makan dan yang enggak. Walaupun Maria beragama Katolik, dia menghormati banget kami yg berjilbab. Dan karena hidup bertiga, kita jadi mempertimbangkan banyak hal terutama makanan. Halal dimakan atau enggak. 

We talked also to a Vietnamese woman on the bus

Karena udah tau lokasi mallnya, kami ketagihan. We're all drunk of BigC, I guess. Hahaha
Di minggu pertama, hampir setiap hari kami kesana. Yaaaa mau gimana lagi, awal kehidupan disini terasa sangat menghabiskan uang. Kami perlu membeli kebutuhan sehari-hari, dan Reni juga butuh  membeli pakaian sebagai ganti isi koper yang hilang :"
FYI, sebanyak-banyaknya produk Indonesia kayak Kopiko, Energen, Tessa, bahkan kapur barus Bagus yang masuk ke Vietnam. Kita gak dapat menemukan Indomie disini. Sedih, yes. We already hoped too much :"
And then we decided to make a food storage, untung lantai dua ada kulkasnya. Jadi sayuran bisa lebih awet. Dan kita memutuskan untuk memasak sebagai langkah awal pengiritan huehehhe

The wardrobe food storage.



Tapi akhirnya kamipun mulai merasa malas untuk memasak, dengan alasan lain terlalu lapar untuk memasak hahahha akhirnya kami mencoba masakan lokal, yang dijual di sekitar asrama.

Kaget? Ya Vietnamese makannya banyak juga.
But they do love exercising, what a healthy life!

Mereka menyediakan beraneka macam masakan. Mulai dari sayur hingga daging. Ya gak beda jauh dari masakan Indonesia, hanya saja orang-orang Indonesia menyukai makanan yang "agak" pedas. Agak. Karena masakan disini jarang banget yang menggunakan cabai. Makanya gak heran, waktu lihat pelajar Vietnam yang exchange ke kampus kami, makannya agak lebih banyak, tapi menghindari si merah. Dan sayuran disini pun hanya mereka rebus. Berbeda dengan Indonesia yang sukanya masak dengan menumis segala macam sayuran -_- and still, muslims have to be aware of the food. Kalo udah dimasak begini siapa yang tau itu daging apaaa :"

As I've mentioned, people here do love exercising.
Setelah tanggal 19 Agustus 2013, mahasiswa-mahasiswi mulai "pindah" ke asrama lagi. Mereka dari kampung halaman atau setelah menikmati liburan musim panasnya . Beruntung banget International Dormitory gak sepi. Nanti kita ngomong sama siapa? :"
Setiap sore, lapangan atau tanah lapang pasti dipenuhi mahasiswa. Ada yang main volleyball, basket, futsal, bahkan sepak takraw.
Hal ini berarti pemerintahnya berhasil memasyarakatkan olahraga hingga mengolahragakan masyarakatnya. 
Kalo kata Maria, orang sini siap perang semua.


What an awesome life.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Things I've Ever Missed :')

Selamat malam :-) Di postingan kali ini, gw mau mengingat-ingat masa kecil gw. Kalo inget, rasanya tuh gak pernah mau gede :') yah.....19 tahun hidup, coba gitu tau-tau gw balik ke 11 tahun yg lalu, dimana gw masih bisa berkeliaran lari-larian dan ngelakuin apa aja yg gw suka :') Oke, mungkin kalo dibuat list, bakal banyak banget yg gw sebut hehehe 1. Barbie  Setiap anak perempuan, pasti pernah punya boneka yg diproduksi di Indonesia, yap! Barbie! Boneka yg terbilang sangat mahal untuk ukurannya ini gw milikin waktu umur 7 tahun. Waktu itu dalam perjalanan ke Maroko, tapi transit di Abu Dhabi dulu. Dan seinget gw, disitu gw beserta kakak&adek gw dibeliin barbie.....hahahaha lucu banget gimana dulu gw maininnya gw juga bingung wk Barbie pertama gw adalah Rapunzel tahun 1997, pertama kali mainin dia, itu di Hotel Hilton Maroc dan gw sisirin terus rambutnya, dan entah kenapa gw juga keramasin dia -,- Gaunnya indah banget sampe gw cuci terus biar gak dekil  ha...

People Change

Tiga Maret yang lalu, gue balik Solo lagi. Tiga hari aja kok, teman seangkatan gue wisuda. Orang-orang udah bantu gue sehari-hari untuk betah di sini. I owe you much thanks for that. It went well, overall. Jalan yang gue tempuh masih sama. Bis yg nganterin gue masih sama. Kampus yang gue datengin masih sama. Kamar kosan gue masih sama. Wajah temanteman gue masih sama, of course. But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this. Jadi inget liriknya Blue yg One Love "It's kinda funny how life can change, can flip one eighty in a matter of days" Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang". The thing is, everything has changed. Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa. Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian. Kota ini jadi lebih cantik, perubahan...

Going mad with @thegreenthumb.id

Gila. Bawa-bawa gelar S.P ke mana-mana, agak sulit ternyata. Well, sebenernya enggak gitu-gitu amat sih kalau mau beralih ke finansial. He. Dengan segala keberanian, kebimbangan dan kenekatan yang tersisa, gue meluncurkan  @thegreenthumb.id . Intinya, The Green Thumb adalah sebuah supplier growing kit yang unik. Kalau elu mau nanem tapi nggak mau repot cari alat, bahan sampai benihnya, hubungin aja kontak yang tersedia. Oke? Oke dong ah.  Apanih Yu yang beda? Gue sering liat tau di online shop lain yg kayak begituan mah Bedanya, coba cek bio instagramnya deh. Di situ ditulisin kalau bahannya terbuat dari limbah pengrajin kayu. Maksudnya, potnya yang unik sengaja gue bikin dari sisa-sisa  atau sampah yang dihasilkan abang-abang tukang kayu deket rumah gue saat dia bikin-bikin furniture mebel kayak kusen atau pintu. Bukan serbuk gergajinya loh, tapi sisa kayu. Daripada dibuang, sayang euy. Terus, mesennya gimana Yu? Di bio, ada nomor telepon sama akun LINE yg bis...

Meeting my old friends

Jadi gue tadi sore habis dari kondangan temen SD gue. FYI, gue baru tinggal di Depok sejak 2005, sehingga temen-temen pertama gue adalah anak-anak benciritan yang baru mau masuk SMP. Lucunya, dulu gue gendut, dan galak. Sampai-sampai baru setahun di SD, kelas 6 nya gue dijadiin ketua kelas. Dan gue akui, dulu gue gak tau apasih-elaah ketua kelas doang. Tapi sekarang gue paham dan seneeeng banget karena baru dikenal setahun, langsung dipercaya jadi seorang pemimpin. And I would like to thank you for this, sincerely. Yang mau gue ceritain adalah, kenapa gue bisa berubah total saat ketemu temen-temen lama. Nih ya, kalau baru kenalan, hal yang paling banyak orang bilang tentang gue adalah gue terlihat judes dan pendiam. Gimana engga judes? Muka gue kotak, garis pipinya macem otot, dagu gue cameuh-dagu lebih maju dari gigi atas)- dan bibir gue melengkung ke bawah. Pendiam? Sama orang baru doang kok. Serius. Tapi aneh loh, kelas 5 SD dulu, eh enggak deh. Dari kecil, TK bahkan, ...

Tiếng Chào, Việt Nam!

Hey, how’s life? Semoga selalu menyenangkan! Seseorang pernah berkata, “Kalau kamu tersesat di Agroteknologi, yakinlah bahwa kamu tersesat di jalan yang benar”. Kalimat itu mencerminkan kami banget. Ya, awalnya kami memang merasa tersesat di Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Sekali lagi, tersesat. Agroteknologi memang bukan  tujuan awal kami untuk melanjutkan pendidikan, dan ya.....akhirnya kami sampai ke tahap ini, semester 5, yang akan menjadi enam bulan yang mungkin tidak akan kami lupakan.    Yeah maybe it's not a good picture of us, but we’re still happy we're brought here, Noi Bai Airport, Viet Nam Ceritanya cukup panjang gimana kami bisa sampai ke sini. Singkatnya, kami mengikuti salah satu program pendidikan berupa student exchange di Fakultas Pertanian yang bekerja sama dengan universitas di negara lain. Jadi gak hanya ke Hanoi University of Agriculture ( Vietnam ) , fakultas kami juga bekerja sama dengan Kasetsart University ( T...