Langsung ke konten utama

Pembuatan VISA

Sebelum kami berangkat ke Viet Nam, setelah paspor selesai dibuat di Kantor Imigrasi Solo, kami merasa bingung untuk mengurus VISA. Banyak yang bilang bahwa VISA untuk Viet Nam dapat dilakukan secara online, sehingga kami tidak terlalu repot. Tapi di zaman ini, apapun yang dipermudah membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Worthed sih, tapi uang saku kami kan gak begitu banyak. Jumlahnya hampir dua kali lipat dari yang dibuat di KBRI huehehe jadi kami konsultasikan ke officer HUA.

Mereka memberi 2 opsi, menunggu pembuatan VISA tapi kami tidak mengikuti beberapa pekan kuliah (penundaan keberangkatan), atau tetap berangkat ke Viet Nam pada tanggal yang telah ditentukan tanpa VISA lalu membuatnya disini. Kami memilih opsi kedua, karena penundaan tiket pesawat membutuhkaaaan biaya juga :’) karena untuk mengunjungi Viet Nam dari Indonesia memang tidak memerlukan VISA sampai hari ke-29. Maksudnya kunjungan ke Viet Nam dari Indonesia bebas VISA selama 29 hari.

Pembuatan VISA disini cukup mudah, karena kami menyerahkan urusan ini pada officer HUA hehhehe jadi kami hanya membayar setelah VISA jadi. Pembuatannya membutuhkan 2-3 minggu karena proses yang agak panjang. Biayanya menghabiskan 55 USD dan pajak imigrasi sebesar 25 USD, VISA ini berlaku sampai dengan 4 bulan ke depan, hingga Januari. FYI, kami disini sudah dari pertengahan bulan Agustus, sehingga kami bebas VISA hingga pertengahan buan September.

Lumayan, selisih harganya sangat jauh dengan pembuatan VISA secara online yang menawarkan harga mulai dari $53 untuk single entry selama 3 bulan sampai $220 untuk multiple entry selama 3 bulan. Pembuatan VISA juga dapat dilakukan di kedutaan negara tujuan. Untuk pembuatan VISA di negara Viet Nam, membutuhkan $110.
Lebih murah pembuatan VISA disini bukan? ;p




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Things I've Ever Missed :')

Selamat malam :-) Di postingan kali ini, gw mau mengingat-ingat masa kecil gw. Kalo inget, rasanya tuh gak pernah mau gede :') yah.....19 tahun hidup, coba gitu tau-tau gw balik ke 11 tahun yg lalu, dimana gw masih bisa berkeliaran lari-larian dan ngelakuin apa aja yg gw suka :') Oke, mungkin kalo dibuat list, bakal banyak banget yg gw sebut hehehe 1. Barbie  Setiap anak perempuan, pasti pernah punya boneka yg diproduksi di Indonesia, yap! Barbie! Boneka yg terbilang sangat mahal untuk ukurannya ini gw milikin waktu umur 7 tahun. Waktu itu dalam perjalanan ke Maroko, tapi transit di Abu Dhabi dulu. Dan seinget gw, disitu gw beserta kakak&adek gw dibeliin barbie.....hahahaha lucu banget gimana dulu gw maininnya gw juga bingung wk Barbie pertama gw adalah Rapunzel tahun 1997, pertama kali mainin dia, itu di Hotel Hilton Maroc dan gw sisirin terus rambutnya, dan entah kenapa gw juga keramasin dia -,- Gaunnya indah banget sampe gw cuci terus biar gak dekil  ha...

People Change

Tiga Maret yang lalu, gue balik Solo lagi. Tiga hari aja kok, teman seangkatan gue wisuda. Orang-orang udah bantu gue sehari-hari untuk betah di sini. I owe you much thanks for that. It went well, overall. Jalan yang gue tempuh masih sama. Bis yg nganterin gue masih sama. Kampus yang gue datengin masih sama. Kamar kosan gue masih sama. Wajah temanteman gue masih sama, of course. But the feel was not the same. Kinda sad, but it's been fun to have this. Jadi inget liriknya Blue yg One Love "It's kinda funny how life can change, can flip one eighty in a matter of days" Setelah ninggalin kota ini selama dua bulan, agak aneh untuk bilang bahwa gue "pulang". The thing is, everything has changed. Kamar kosan yg tata letaknya gue ubah jadi kaya pertama dateng, jadi agak asing. Tapi tetep, sinyal masih tingkat goa. Gedung yg waktu gue ngelab masih berupa semen, sekarang udah cakep. Gedung E Fakultas Pertanian. Kota ini jadi lebih cantik, perubahan...

Going mad with @thegreenthumb.id

Gila. Bawa-bawa gelar S.P ke mana-mana, agak sulit ternyata. Well, sebenernya enggak gitu-gitu amat sih kalau mau beralih ke finansial. He. Dengan segala keberanian, kebimbangan dan kenekatan yang tersisa, gue meluncurkan  @thegreenthumb.id . Intinya, The Green Thumb adalah sebuah supplier growing kit yang unik. Kalau elu mau nanem tapi nggak mau repot cari alat, bahan sampai benihnya, hubungin aja kontak yang tersedia. Oke? Oke dong ah.  Apanih Yu yang beda? Gue sering liat tau di online shop lain yg kayak begituan mah Bedanya, coba cek bio instagramnya deh. Di situ ditulisin kalau bahannya terbuat dari limbah pengrajin kayu. Maksudnya, potnya yang unik sengaja gue bikin dari sisa-sisa  atau sampah yang dihasilkan abang-abang tukang kayu deket rumah gue saat dia bikin-bikin furniture mebel kayak kusen atau pintu. Bukan serbuk gergajinya loh, tapi sisa kayu. Daripada dibuang, sayang euy. Terus, mesennya gimana Yu? Di bio, ada nomor telepon sama akun LINE yg bis...

Meeting my old friends

Jadi gue tadi sore habis dari kondangan temen SD gue. FYI, gue baru tinggal di Depok sejak 2005, sehingga temen-temen pertama gue adalah anak-anak benciritan yang baru mau masuk SMP. Lucunya, dulu gue gendut, dan galak. Sampai-sampai baru setahun di SD, kelas 6 nya gue dijadiin ketua kelas. Dan gue akui, dulu gue gak tau apasih-elaah ketua kelas doang. Tapi sekarang gue paham dan seneeeng banget karena baru dikenal setahun, langsung dipercaya jadi seorang pemimpin. And I would like to thank you for this, sincerely. Yang mau gue ceritain adalah, kenapa gue bisa berubah total saat ketemu temen-temen lama. Nih ya, kalau baru kenalan, hal yang paling banyak orang bilang tentang gue adalah gue terlihat judes dan pendiam. Gimana engga judes? Muka gue kotak, garis pipinya macem otot, dagu gue cameuh-dagu lebih maju dari gigi atas)- dan bibir gue melengkung ke bawah. Pendiam? Sama orang baru doang kok. Serius. Tapi aneh loh, kelas 5 SD dulu, eh enggak deh. Dari kecil, TK bahkan, ...

Tiếng Chào, Việt Nam!

Hey, how’s life? Semoga selalu menyenangkan! Seseorang pernah berkata, “Kalau kamu tersesat di Agroteknologi, yakinlah bahwa kamu tersesat di jalan yang benar”. Kalimat itu mencerminkan kami banget. Ya, awalnya kami memang merasa tersesat di Agroteknologi Universitas Sebelas Maret. Sekali lagi, tersesat. Agroteknologi memang bukan  tujuan awal kami untuk melanjutkan pendidikan, dan ya.....akhirnya kami sampai ke tahap ini, semester 5, yang akan menjadi enam bulan yang mungkin tidak akan kami lupakan.    Yeah maybe it's not a good picture of us, but we’re still happy we're brought here, Noi Bai Airport, Viet Nam Ceritanya cukup panjang gimana kami bisa sampai ke sini. Singkatnya, kami mengikuti salah satu program pendidikan berupa student exchange di Fakultas Pertanian yang bekerja sama dengan universitas di negara lain. Jadi gak hanya ke Hanoi University of Agriculture ( Vietnam ) , fakultas kami juga bekerja sama dengan Kasetsart University ( T...