Introducing you a new community
KKN NTT UNS Project
Sebuah kelompok Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai fakultas. Kelompok ini didirikan untuk menjalankan berbagai program kerja yang bertujuan untuk membantu memecahkan berbagai masalah di Desa Kappan, Kecamatan Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Dari sekian banyak program yang kami rancang, salah satunya adalah pembuatan rumah belajar.
RUMAH
BELAJAR PELITA BANGSA
“HAIM FIM ET INDONESIA”
(Kami adalah bagian dari Indonesia)
Penduduk Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergolong
buta aksara masih tinggi. Jumlahnya mencapai 300.000 orang dari 4,5 juta jiwa
penduduk yang menyebar di wilayah provinsi kepulauan ini (Republika, 2012).
Tingkat buta huruf penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, yang berumur 10 tahun ke atas mencapai 20% untuk perempuan dan 10% untuk laki-laki berdasarkan data BPS tahun 2013. Tingginya tingkat buta huruf ini menunjukkan bahwa pendidikan di Kabupaten Timor Tengah Selatan masih tergolong rendah.
Melek huruf merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dengan membaca manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang berujung pada tingginya intelektualitas seseorang. Tingginya tingkat buta huruf di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini mendorong kami untuk bergerak dalam rangka mengentaskan angka buta huruf tersebut.
Dalam usahanya, kami tim KKN Tematik Integratif UNS 2015 bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah mengadakan beberapa program yaitu pelatihan baca tulis dan hitung, pelatihan dan pembelajaran bahasa inggris, pembelajaran tentang nasionalisme, pembelajaran dengan audioplay, serta pendidikan karakter yang kemudian di dukung dengan pembuatan
Rumah Belajar Pelita Bangsa “Haim Fim et Indonesia”.
Program ini dibentuk sebagai upaya menurunkan angka buta aksara dengan menyediakan fasilitas rumah pusat belajar. Hal yang ingin dicapai adalah berdirinya Rumah Belajar Pelita Bangsa “Haim Fim et Indonesia” (Aku adalah orang Indonesia) yang mampu menyediakan buku-buku bacaan yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi, sarana prasarana pengembangan pembelajaran mandiri seperti alat tulis, meja belajar lipat, papan tulis, rak buku bacaan, poster mengenal huruf dan angka, serta fasiltas pendukung kegiatan belajar mengajar.
1. zona Inspirasi
2. zona membaca
3. zona bermain
Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat mulai membaca karena dengan membaca manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang berujung pada tingginya intelektualitas seseorang. Terlebih saat ini manusia telah memasuki era informasi. Di mana fenomena globalisasi yang terjadi saat ini mengalami akselerasi yang begitu cepat, sebagai dampak dari penerapan Hi-tech society (masyarakat berteknologi tinggi), yang menyebabkan manusia tergiring pada pola interaksi yang sangat cepat.
Kondisi yang demikian menuntut terciptanya individu-individu yang tidak hanya mampu beradaptasi, akan tetapi juga dapat berperan penting di dalamnya. Untuk itu, kita harus sadar bahwa pemberantasan buta huruf merupakan tanggung jawab bersama. Dalam hal ini pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, dan masyarakat mempunyai kewajiban dalam mengentaskan lingkaran buta huruf yang menyengsarakan.

Komentar
Posting Komentar